PUBLIC SPEAKING
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh
dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
(QS 41:33, Al Fushshilat)
Public speaking atau berbicara di muka umum sudah sangat tua usianya. Para Rasul menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya melalui media ini. Demikian pula, Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menggunakannya untuk berda’wah menyampaikan wahyu Allah maupun pesan-pesan agama yang lain. Dari dulu sampai sekarang public speaking masih menjadi salah satu bagian kebudayaan umat manusia yang cukup dominan dalam menyampaikan informasi, menjelaskan ide-ide, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Public speaking atau sering disebut dengan pidato adalah ucapan yang tersusun baik dan ditujukan kepada orang banyak. Kepandaian berbidato sering disebut dengan rhetorika atau oratori, sedang orangnya disebut dengan rhetor atau orator. Berpidato merupakan seni percakapan yang didukung dengan penggunaan bahasa yang baik dan wawasan keilmuan yang luas. Berpidato dalam dunia pesantren sering disebut dengan khithabah dan orangnya disebut dengan khatib. Kita dapat melihat orang yang cakap dalam berpidato dalam forum-forum kenegaraan, pengajian, ceramah, diskusi, debat, kampanye, pelatihan, dan lain sebagainya.
JENIS DAN METODE
Public speaking merupakan bagian kehidupan sosial umat manusia. Mereka saling berkomunikasi satu sama lain dalam suatu kesempatan atau forum-forum tertentu. Ada beberapa jenis public speaking yang kita kenal di antaranya adalah:
1. Khotbah. Berbicara di muka umum khususnya untuk tujuan penyampaian pesan-pesan agama.
2. Propaganda. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan ide dengan upaya keras meyakinkan pendengar.
3. Kampanye. Berbicara di muka umum untuk kelompok tertentu (partai) dengan mempengaruhi massa.
4. Penerangan. Berbicara di muka umum untuk menerangkan sesuatu, misalnya program, permasalahan, pembangunan dan lain sebagainya.
5. Agitasi. Berbicara di muka umum dengan tujuan untuk membakar semangat massa.
6. Orasi ilmiah. Berbicara di muka umum, khususnya untuk masyarakat ilmiah, yang dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan bahasa teoritis, ilmiah dan rasional.
7. Reportase. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan laporan tentang sesuatu kejadian secara terbuka.
Berbicara di muka umum bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh setiap orang, namun bukan pula hal yang teramat sulit untuk dipelajari. Untuk dapat berbicara di muka umum dengan baik membutuhkan kesiapan mental dan memerlukan keterampilan dalam penggunaan kata-kata, bahasa, logat, mimik wajah, peralatan dan penguasaan materi. Jam terbang atau pengalaman seseorang dalam berbicara di muka umum sangat berpengaruh terhadap kualitas pembicaraannya. Sebagai pedoman yang kiranya dapat membantu, ada baiknya memperhatikan metode-metode public speaking berikut ini:
1. Metode langsung. Disebut dengan metode impromptu, yaitu berpidato secara langsung dengan mengandalkan kemampuan, kemahiran dan wawasan ilmu. Dilakukan tanpa persiapan yang memadai.
2. Metode naskah. Berbicara di muka umum dengan bantuan naskah atau teks tertulis yang telah dipersiapkan. Dapat kita jumpai dalam pidato kenegaraan, siaran televisi atau acara-acara resmi.
3. Metode hafalan. Berpidato dengan menghafal naskah atau teks yang telah dipersiapkan, khususnya dalam penggunaan bahasa.
4. Metode variatif. Menggabungkan ketiga metode sebelumnya. Dilakukan secara langsung dengan memperhatikan urut-urutan pembicaraan dan didukung persiapan naskah atau kerangka pidato. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang dipilih relatif bebas, namun isi pembicaraan berorientasi pada naskah.
SUSUNAN PEMBICARAAN
Menyusun pembicaraan di muka umum agar dapat menjelaskan permasalahan dan memuaskan pendengar memerlukan keterampilan tersendiri. Secara umum susunan pidato -khususnya dalam acara resmi- memiliki sistimatika sebagai berikut:
1. Pembukaan.
Islam mengajarkan agar pembicaraan kita bermanfaat dan mendapat rahmat Allah. Untuk itu pidato yang baik perlu dimulai dengan salam, memuji Allah, bersyahadat dan bershalawat kepada Rasulullah. Untuk membuka pembicaraan, disampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan berbicara yang diberikan, memperkenalkan diri dan menyampaikan secara ringkas pokok-pokok pembicaraan yang akan dibahas. Maksud dari pembukaan adalah untuk mengajak para hadirin memperhatikan pembicaraan dan mempersiapkan mereka untuk berkonsentrasi pada masalah yang akan disampaikan.
2. Isi bahasan.
Sebagai inti dari berbicara di muka umum atau berpidato, isi bahasan harus:
a. Disampaikan dengan jelas, sistimatis dan menggunakan bahasa efektif.
b. Memiliki kerangka pembicaraan yang urut dan dapat dimengerti oleh pendengar.
c. Membahas tema dengan disertai alasan-alasan yang kuat serta didukung informasi, fakta, data dan analisa yang logis.
d. Untuk ceramah agama Islam, menyampaikan ayat-ayat Al Quraan dan atau Al Hadits yang berhubungan erat dengan pembahasan.
Pada prinsipnya, seseorang yang berbicara di muka umum harus menyampaikan pokok-pokok bahasan dengan bahasa yang tepat dan ulasan yang memikat; jelas apa yang dia maksudkan, argumentatif dan dapat dimengerti para pendengarnya.
3. Penutup.
Merupakan rangkuman dan kesimpulan pembicaraan yang telah disampaikan. Menjadi klimaks dari pidato, sehingga memberi kesan yang kuat pada hadirin. Bilamana perlu disertai do’a dan harapan. Setelah itu diakhiri dengan permohonan ma’af bila ada kekhilafan dan ditutup dengan salam.
TEKNIK BERPIDATO
Untuk berbicara di muka umum diperlukan teknik-teknik tertentu yang harus dipahami. Bukan hanya teknik saat berbicara saja yang sangat penting, tapi persiapannya sendiri merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan.
1. Teknik mempersiapkan pidato.
a. Menentukan tujuan. Biasanya dinyatakan dalam tema atau judul pidato.
b. Memahami pendengar. Apakah hadirinnya anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, bagaimana tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakatnya, jenis forumnya, bagaimana tanggapannya dan lain sebagainya.
c. Menyusun pidato dengan baik. Bilamana perlu dibuatkan naskah dengan didukung referensi yang sesuai.
d. Berlatih dengan serius, baik materi, vokal, bahasa, gaya, intonasi dan lain sebagainya.
e. Mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, terutama rasa percaya diri.
f. Menghadiri forum sebelum acara dimulai.
2. Teknik melaksanakan Pidato
a. Berpenampilan rapi dan sopan disesuaikan dengan forum.
b. Menyampaikan pidato dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan menghargai pendengar.
c. Menguraikan pidato secara sistimatis. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon).
d. Menerangkan permasalahan secara jelas, argumentatif dan dapat didengar maupun dimengerti para hadirin.
e. Mengatur dan memperhatikan waktu bicara.
f. Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af.
g. Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam.
PENUTUP
Kemampuan berbicara di muka umum (public speaking) sangat banyak manfaatnya, di antaranya membantu para da’i atau mubaligh dalam menda’wahkan Islam. Dengan keahliannya yang memukau seorang da’i dapat menerangkan Islam dengan jelas dan mudah mengajak jama’ah untuk meningkatkan iman dan taqwa.
Demikian pula bagi anggota dan pengurus Remaja Masjid, kemampuan public speaking sangat menunjang keberhasilan dalam berorganisasi. Karena dengan kemampuan berbicara di muka umum yang baik seorang aktivis Remaja Masjid dapat menjelaskan gagasannya, mengajukan usul, bertanya dan menyampaikan pendapat secara jelas serta memudahkannya dalam memimpin, memberi motivasi, melakukan koordinasi dan lain sebagainya
dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
(QS 41:33, Al Fushshilat)
Public speaking atau berbicara di muka umum sudah sangat tua usianya. Para Rasul menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya melalui media ini. Demikian pula, Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menggunakannya untuk berda’wah menyampaikan wahyu Allah maupun pesan-pesan agama yang lain. Dari dulu sampai sekarang public speaking masih menjadi salah satu bagian kebudayaan umat manusia yang cukup dominan dalam menyampaikan informasi, menjelaskan ide-ide, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Public speaking atau sering disebut dengan pidato adalah ucapan yang tersusun baik dan ditujukan kepada orang banyak. Kepandaian berbidato sering disebut dengan rhetorika atau oratori, sedang orangnya disebut dengan rhetor atau orator. Berpidato merupakan seni percakapan yang didukung dengan penggunaan bahasa yang baik dan wawasan keilmuan yang luas. Berpidato dalam dunia pesantren sering disebut dengan khithabah dan orangnya disebut dengan khatib. Kita dapat melihat orang yang cakap dalam berpidato dalam forum-forum kenegaraan, pengajian, ceramah, diskusi, debat, kampanye, pelatihan, dan lain sebagainya.
JENIS DAN METODE
Public speaking merupakan bagian kehidupan sosial umat manusia. Mereka saling berkomunikasi satu sama lain dalam suatu kesempatan atau forum-forum tertentu. Ada beberapa jenis public speaking yang kita kenal di antaranya adalah:
1. Khotbah. Berbicara di muka umum khususnya untuk tujuan penyampaian pesan-pesan agama.
2. Propaganda. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan ide dengan upaya keras meyakinkan pendengar.
3. Kampanye. Berbicara di muka umum untuk kelompok tertentu (partai) dengan mempengaruhi massa.
4. Penerangan. Berbicara di muka umum untuk menerangkan sesuatu, misalnya program, permasalahan, pembangunan dan lain sebagainya.
5. Agitasi. Berbicara di muka umum dengan tujuan untuk membakar semangat massa.
6. Orasi ilmiah. Berbicara di muka umum, khususnya untuk masyarakat ilmiah, yang dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan bahasa teoritis, ilmiah dan rasional.
7. Reportase. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan laporan tentang sesuatu kejadian secara terbuka.
Berbicara di muka umum bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh setiap orang, namun bukan pula hal yang teramat sulit untuk dipelajari. Untuk dapat berbicara di muka umum dengan baik membutuhkan kesiapan mental dan memerlukan keterampilan dalam penggunaan kata-kata, bahasa, logat, mimik wajah, peralatan dan penguasaan materi. Jam terbang atau pengalaman seseorang dalam berbicara di muka umum sangat berpengaruh terhadap kualitas pembicaraannya. Sebagai pedoman yang kiranya dapat membantu, ada baiknya memperhatikan metode-metode public speaking berikut ini:
1. Metode langsung. Disebut dengan metode impromptu, yaitu berpidato secara langsung dengan mengandalkan kemampuan, kemahiran dan wawasan ilmu. Dilakukan tanpa persiapan yang memadai.
2. Metode naskah. Berbicara di muka umum dengan bantuan naskah atau teks tertulis yang telah dipersiapkan. Dapat kita jumpai dalam pidato kenegaraan, siaran televisi atau acara-acara resmi.
3. Metode hafalan. Berpidato dengan menghafal naskah atau teks yang telah dipersiapkan, khususnya dalam penggunaan bahasa.
4. Metode variatif. Menggabungkan ketiga metode sebelumnya. Dilakukan secara langsung dengan memperhatikan urut-urutan pembicaraan dan didukung persiapan naskah atau kerangka pidato. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang dipilih relatif bebas, namun isi pembicaraan berorientasi pada naskah.
SUSUNAN PEMBICARAAN
Menyusun pembicaraan di muka umum agar dapat menjelaskan permasalahan dan memuaskan pendengar memerlukan keterampilan tersendiri. Secara umum susunan pidato -khususnya dalam acara resmi- memiliki sistimatika sebagai berikut:
1. Pembukaan.
Islam mengajarkan agar pembicaraan kita bermanfaat dan mendapat rahmat Allah. Untuk itu pidato yang baik perlu dimulai dengan salam, memuji Allah, bersyahadat dan bershalawat kepada Rasulullah. Untuk membuka pembicaraan, disampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan berbicara yang diberikan, memperkenalkan diri dan menyampaikan secara ringkas pokok-pokok pembicaraan yang akan dibahas. Maksud dari pembukaan adalah untuk mengajak para hadirin memperhatikan pembicaraan dan mempersiapkan mereka untuk berkonsentrasi pada masalah yang akan disampaikan.
2. Isi bahasan.
Sebagai inti dari berbicara di muka umum atau berpidato, isi bahasan harus:
a. Disampaikan dengan jelas, sistimatis dan menggunakan bahasa efektif.
b. Memiliki kerangka pembicaraan yang urut dan dapat dimengerti oleh pendengar.
c. Membahas tema dengan disertai alasan-alasan yang kuat serta didukung informasi, fakta, data dan analisa yang logis.
d. Untuk ceramah agama Islam, menyampaikan ayat-ayat Al Quraan dan atau Al Hadits yang berhubungan erat dengan pembahasan.
Pada prinsipnya, seseorang yang berbicara di muka umum harus menyampaikan pokok-pokok bahasan dengan bahasa yang tepat dan ulasan yang memikat; jelas apa yang dia maksudkan, argumentatif dan dapat dimengerti para pendengarnya.
3. Penutup.
Merupakan rangkuman dan kesimpulan pembicaraan yang telah disampaikan. Menjadi klimaks dari pidato, sehingga memberi kesan yang kuat pada hadirin. Bilamana perlu disertai do’a dan harapan. Setelah itu diakhiri dengan permohonan ma’af bila ada kekhilafan dan ditutup dengan salam.
TEKNIK BERPIDATO
Untuk berbicara di muka umum diperlukan teknik-teknik tertentu yang harus dipahami. Bukan hanya teknik saat berbicara saja yang sangat penting, tapi persiapannya sendiri merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan.
1. Teknik mempersiapkan pidato.
a. Menentukan tujuan. Biasanya dinyatakan dalam tema atau judul pidato.
b. Memahami pendengar. Apakah hadirinnya anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, bagaimana tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakatnya, jenis forumnya, bagaimana tanggapannya dan lain sebagainya.
c. Menyusun pidato dengan baik. Bilamana perlu dibuatkan naskah dengan didukung referensi yang sesuai.
d. Berlatih dengan serius, baik materi, vokal, bahasa, gaya, intonasi dan lain sebagainya.
e. Mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, terutama rasa percaya diri.
f. Menghadiri forum sebelum acara dimulai.
2. Teknik melaksanakan Pidato
a. Berpenampilan rapi dan sopan disesuaikan dengan forum.
b. Menyampaikan pidato dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan menghargai pendengar.
c. Menguraikan pidato secara sistimatis. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon).
d. Menerangkan permasalahan secara jelas, argumentatif dan dapat didengar maupun dimengerti para hadirin.
e. Mengatur dan memperhatikan waktu bicara.
f. Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af.
g. Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam.
PENUTUP
Kemampuan berbicara di muka umum (public speaking) sangat banyak manfaatnya, di antaranya membantu para da’i atau mubaligh dalam menda’wahkan Islam. Dengan keahliannya yang memukau seorang da’i dapat menerangkan Islam dengan jelas dan mudah mengajak jama’ah untuk meningkatkan iman dan taqwa.
Demikian pula bagi anggota dan pengurus Remaja Masjid, kemampuan public speaking sangat menunjang keberhasilan dalam berorganisasi. Karena dengan kemampuan berbicara di muka umum yang baik seorang aktivis Remaja Masjid dapat menjelaskan gagasannya, mengajukan usul, bertanya dan menyampaikan pendapat secara jelas serta memudahkannya dalam memimpin, memberi motivasi, melakukan koordinasi dan lain sebagainya
0 komentar:
Posting Komentar