SEPARUH JIWANYA TELAH PERGI BERSAMA BADAI BADAI ITU
Selama ini DAUN selalu mencintai POHON dengan sepenuh hatinya. Berkali- kali BADAI datang menghampiri POHONnya, tapi DAUN tetap bisa bertahan. DAUN tidak tahu kenapa POHON tidak punya kekuatan untuk melindungi DAUN dari BADAI itu. POHON hanya bertahan supaya ia tidak tumbang. Kadang POHON malah menyambut kedatangan BADAI itu dengan senyum, senyum yang sangat menyiksa hati DAUN
Dulu DAUN selalu berusaha bertahan sendiri, berdiam diri melihat BADAI itu datang. Kadang BADAI melecehkan DAUN yang terlihat lemah. DAUN hanya dilihatnya dengan sebelah matanya. Lama-lama DAUN berontak. DAUN tak tahan dengan semua keadaan ini. Sudah cukup rasanya DAUN hanya berdiam, bertahan dalam tangis. Berharap POHON mempunyai kekuatan sendiri untuk mengusir BADAI itu dari hidupnya. Tapi nyatanya saat yang ditunggu tak kunjung tiba. Bahkan muncul BADAI – BADAI yang lain dalam hidup POHON, yang menyebabkan DAUN merasa posisinya semakin lemah.
DAUN menjadi lemah.. layu dan menguning. DAUN itu tidak terlihat hijau cerah kembali. DAUN serasa hidup hanya dengan separuh jiwanya. Dengan separuh jiwa yang ada DAUN meminta ketegasan dari POHON. DAUN tau POHON mencintainya dengan cara yang sangat sulit untuk diungkapkan. DAUN menjadi posesif dan itu yang membuat POHON tidak lagi nyaman di sampingnya. DAUN takut kehilangan POHON. DAUN tau dulu ada MATAHARI, AIR dan BUNGA di dalam hidup POHON. Ketika ada mereka DAUN masih sanggup bertahan, karena DAUN tetap yang utama di hati POHON. DAUN tau di antara wanita-wanita itu posisi DAUN tetap yang teratas. DAUN tau POHON akan selalu melindunginya. POHON selalu ada untuk menghiburnya. POHON akan berusaha membuat DAUN tertawa ketika DAUN menangis.
Sekarang DAUN tidak merasakan hal itu lagi. Sejak BADAI itu datang DAUN tidak pernah merasa tenang. POHON selalu menyembunyikan sesuatu dari DAUN. Dulu POHON tidak pernah menyembunyikan apapun dari DAUN. Dengan separuh jiwa yang ada akhirnya DAUN berhasil membuat POHON memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan BADAI-BADAI itu. Tapi apakah DAUN merasa tenang setelah itu? Ternyata jawabannya adalah tidak. DAUN baru tersadar, BADAI – BADAI itu telah mengisi hati POHON. BADAI - BADAI itu telah melengkapi hidup POHON, memberikan sesuatu yang DAUN tidak bisa berikan. Separuh dari jiwa POHON pergi bersama dengan perginya BADAI-BADAI itu.
Kini DAUN dan POHON masing – masing hanya memiliki separuh jiwa untuk bersatu. Bagaimana cara untuk mengembalikannya lagi DAUN tidak tau. DAUN tau dia akan bisa menjadi hijau cerah lagi ketika POHON bisa mencintainya dengan sepenuh hati. Tapi apa yang bisa diharapkan DAUN dengan POHON yang hanya punya separuh jiwa? POHON bahkan tidak bisa berbicara dengan menggunakan hati lagi dengan DAUN. Semua terasa datar dan kaku. Sedangkan untuk mengembalikan separuh jiwanya POHON , DAUN tak tau caranya
Sebenarnya dari dulu baik DAUN dan POHON tak ada yang berubah. DAUN mencintai POHON dengan kadar yang sama. POHONpun mencintai DAUN dengan kadar yang sama. Yang berubah adalah keadaannya. Dulu selain DAUN, POHON masih punya MATAHARI, AIR, BUNGA dan BADAI yang mengisi hatinya. Yang memberikan nuansa yang lain di hatinya. Dan dia memiliki seorang DAUN yang pasrah. Tapi ketika DAUN merasa saatnya berontak, keadaan berubah menjadi tidak nyaman, hampa, datar dan penuh dengan pertengkaran.
DAUN tau rasa yang DAUN dan POHON miliki tetap sama… hanya keadaan yang tidak berpihak pada mereka. Sekarang DAUN dan POHON berpisah untuk kesekian kalinya… DAUN tau semua sahabat pasti kecewa melihat keadaan ini. DAUN dan POHON adalah pasangan yang saling mengisi di mata mereka. Tapi apa daya… ternyata saling mengisi tidak cukup untuk membuat kami bertahan. Ternyata cocok dan nyaman saja tidak sanggup membuat kami bertahan. Kami masih butuh rasa selain rasio saja
Selama ini DAUN selalu mencintai POHON dengan sepenuh hatinya. Berkali- kali BADAI datang menghampiri POHONnya, tapi DAUN tetap bisa bertahan. DAUN tidak tahu kenapa POHON tidak punya kekuatan untuk melindungi DAUN dari BADAI itu. POHON hanya bertahan supaya ia tidak tumbang. Kadang POHON malah menyambut kedatangan BADAI itu dengan senyum, senyum yang sangat menyiksa hati DAUN
Dulu DAUN selalu berusaha bertahan sendiri, berdiam diri melihat BADAI itu datang. Kadang BADAI melecehkan DAUN yang terlihat lemah. DAUN hanya dilihatnya dengan sebelah matanya. Lama-lama DAUN berontak. DAUN tak tahan dengan semua keadaan ini. Sudah cukup rasanya DAUN hanya berdiam, bertahan dalam tangis. Berharap POHON mempunyai kekuatan sendiri untuk mengusir BADAI itu dari hidupnya. Tapi nyatanya saat yang ditunggu tak kunjung tiba. Bahkan muncul BADAI – BADAI yang lain dalam hidup POHON, yang menyebabkan DAUN merasa posisinya semakin lemah.
DAUN menjadi lemah.. layu dan menguning. DAUN itu tidak terlihat hijau cerah kembali. DAUN serasa hidup hanya dengan separuh jiwanya. Dengan separuh jiwa yang ada DAUN meminta ketegasan dari POHON. DAUN tau POHON mencintainya dengan cara yang sangat sulit untuk diungkapkan. DAUN menjadi posesif dan itu yang membuat POHON tidak lagi nyaman di sampingnya. DAUN takut kehilangan POHON. DAUN tau dulu ada MATAHARI, AIR dan BUNGA di dalam hidup POHON. Ketika ada mereka DAUN masih sanggup bertahan, karena DAUN tetap yang utama di hati POHON. DAUN tau di antara wanita-wanita itu posisi DAUN tetap yang teratas. DAUN tau POHON akan selalu melindunginya. POHON selalu ada untuk menghiburnya. POHON akan berusaha membuat DAUN tertawa ketika DAUN menangis.
Sekarang DAUN tidak merasakan hal itu lagi. Sejak BADAI itu datang DAUN tidak pernah merasa tenang. POHON selalu menyembunyikan sesuatu dari DAUN. Dulu POHON tidak pernah menyembunyikan apapun dari DAUN. Dengan separuh jiwa yang ada akhirnya DAUN berhasil membuat POHON memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan BADAI-BADAI itu. Tapi apakah DAUN merasa tenang setelah itu? Ternyata jawabannya adalah tidak. DAUN baru tersadar, BADAI – BADAI itu telah mengisi hati POHON. BADAI - BADAI itu telah melengkapi hidup POHON, memberikan sesuatu yang DAUN tidak bisa berikan. Separuh dari jiwa POHON pergi bersama dengan perginya BADAI-BADAI itu.
Kini DAUN dan POHON masing – masing hanya memiliki separuh jiwa untuk bersatu. Bagaimana cara untuk mengembalikannya lagi DAUN tidak tau. DAUN tau dia akan bisa menjadi hijau cerah lagi ketika POHON bisa mencintainya dengan sepenuh hati. Tapi apa yang bisa diharapkan DAUN dengan POHON yang hanya punya separuh jiwa? POHON bahkan tidak bisa berbicara dengan menggunakan hati lagi dengan DAUN. Semua terasa datar dan kaku. Sedangkan untuk mengembalikan separuh jiwanya POHON , DAUN tak tau caranya
Sebenarnya dari dulu baik DAUN dan POHON tak ada yang berubah. DAUN mencintai POHON dengan kadar yang sama. POHONpun mencintai DAUN dengan kadar yang sama. Yang berubah adalah keadaannya. Dulu selain DAUN, POHON masih punya MATAHARI, AIR, BUNGA dan BADAI yang mengisi hatinya. Yang memberikan nuansa yang lain di hatinya. Dan dia memiliki seorang DAUN yang pasrah. Tapi ketika DAUN merasa saatnya berontak, keadaan berubah menjadi tidak nyaman, hampa, datar dan penuh dengan pertengkaran.
DAUN tau rasa yang DAUN dan POHON miliki tetap sama… hanya keadaan yang tidak berpihak pada mereka. Sekarang DAUN dan POHON berpisah untuk kesekian kalinya… DAUN tau semua sahabat pasti kecewa melihat keadaan ini. DAUN dan POHON adalah pasangan yang saling mengisi di mata mereka. Tapi apa daya… ternyata saling mengisi tidak cukup untuk membuat kami bertahan. Ternyata cocok dan nyaman saja tidak sanggup membuat kami bertahan. Kami masih butuh rasa selain rasio saja
0 komentar:
Posting Komentar