00.32

A. Definisi / Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato

Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato

Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

E. Persiapan Pidato

Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

Teknik Penyajian Berpidato yang Baik
Dalam menyampaikan materi pidato diperlukan strategi penyampaian yang
baik, hal ini di maksud agar menarik simpati pendengar. OLeh karena itu,
di bawah ini adalah beberapa Teknik penyampaian pidato yang baik .
1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pendengar.
2) Menggunakan contoh dan ilustrasi yang mempermudah pendengar dalam
memahami konsep yang abstrak apabila diperlukan.
3) Memberi penekanan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya penyajian.
4) Mengorganisasikan materi sajian dengan urut dari hal mudah ke hal yang
sulit dan lengkap.
5) Menghindari penggunaan kata-kata yang meragukan dan berlebih-lebihan.

6) Program atau materi disajikan dengan urutan yang jelas.
7) Berikan ikhtisar butir-butir yang penting, baik selama sajian maupun pada
akhir sajian.
Gunakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal yang
penting.
9) Kejelasan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat agar pendengar tidak
bosan atau terkesan monoton.
10) Membuat dan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman
pendengar, minat pendengar, atau sikap pendengar, jika diperlukan.
11) Menggunakan nada suara, volume suara, kecepatan bicara secara bervariasi.
12) Menggunakan bahasa tubuh yang mendukung komunikasi Anda dengan
pendengar.


Yang paling tinggi dan paling luas cakupannya adalah dakwah. Di dalam dakwah ada beberapa jenjang aktifitas. Salah satunya adalah tabligh. Jadi tabligh itu bagian dari dakwah, tetapi dakwah bukan hanya semata-mata tabligh. Selain tablig, dalam jenjang aktifitas dakwah juga mengenal taklim. Yang bersifat lebih intensif dari sekedar tabligh. Ada juga takwin, yang jauh lebih intensif lagi dari taklim dan tabligh.

Tabligh sendiri berarti menyampaikan. Dari kata ballagha - yuballighu. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu.

Berbeda dengan taklim, di mana intensitasnya lebih dalam. Orang-orang yang masuk dalam program taklim punya beban lebih, yaitu belajar dan mendalami masalah-masalah yang lebih dari ajaran Islam.

Sedangkan istilah khutbah dan ceramah sesungguhnya merupakan media dalam bertabligh. Khutbah itu identik dengan khutbah jumat, yang hukumnya wajib diselenggarakan tiap hari Jumat. Meski pun di luar khutbah jumat juga kita mengenal adanya khutbah nikah, khutbah ''Idul Fithri dan ''Idul Adha. Sedangkan ceramah sifatnya agak bebas, tidak ada ketentuan waktu dan kesempatannya. Misalnya ceramah maulid, pengajian dan sejenisnya.

Khutbah Jumat

Khutbah jumat punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah mahdhah. Sedangkan ceramah agak bersifat bebas, bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, dalam event apa saja, dan tidak punya syarat dan rukun.

Rukun Khutbah Jumat:
Mengucapkan hamdalah.
Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Menyampaikan wasiat atau pesan untuk taqwa.
Membaca sebagian ayat Al-Quran pada salah satu dari dua khutbah (sebaiknya di khutbah pertama).
Mendoakan umat Islam pada salah satu dari dua khutbah (sebaikya di khutbah kedua).

Syarat Sah Khutbah Jumat:
Khatibsuci dari hadats kecil dan besar.
Khatibsuci dari najis baik di tubuh, pakaian maupun tempat.
Khatibmenutup aurat seperti shalat.
Khatibberdiri bila mampu.
Khatibduduk di antara dua khutbah.
Khutbah pertamabersambung dengan khutbah kedua.
Khutbah keduabersambung dengan shalat Jumat.
Rukunnyayang paling asasi disampaikan dalam bahasa Arab, meski tambahannya boleh dengan bahasa selain Arab.
Khutbah itu didengarkan/dihadiri oleh minimal 40 orang yang wajib atasnya shalat jumat (mazhab Asy-Syafi''i)
Khutbah dilakukan masih pada waktu Dzhuhur

Pada waktu khutbah Jumat, memang diharamkan berbicara. Karena itu kalau ingin menyelenggarakan shalat Jumat yang kebanyakan dihadiri oleh anak-anak, perlu penanganan khusus sebelumnya. Pelajaran shalat yang pertama kali buat anak-anak itu bukan bagaimana bacaan shalat atau gerakannya, tetapi bagaimana adab berada di masjid.

Pendidikan adab di dalam masjid ini harus bisa menjadi anak-anak itu beisa tenang di dalam masjid, baik saat shalat jumat, atau pun shalat lainnya. Dan jangan sekali-kali melepas anak masuk ke masjid sebelum dia dinyatakan lulus dalam pendidikan adab di dalam masjid.

Rasulullah SAW memang memerintahkan agar kita menyuruh anak usia 7 tahun untuk shalat, tetapi bukan dimulai dari masjid. Jadi jangan langsung dibawa ke masjid, sementara anak itu belum dibekali dengan adab-adab berada di masjid.

Ini kesalahan paling fundamental dari kebanyakan kita, yaitu kita hanya membekali mereka dengan gerakan dan bacaan shalat, tetapi tidak pernah memastikan bahwa anak itu sudah punya bekal tentang adab-adab berada di masjid. Sehingga masjid menjadi riuh dan bising dengan kehadiran mereka.

Maka anak-anak itu perlu mendapat terapi dan pelatihan yang sangat mendasar tentang adab berada di masjid. Entah bagaimana cara dan tekniknya, pokoknya mereka harus diajarkan bagaimana masuk masjid dan beribadah dengan tenang, khusyu'' dan tidak bersuara saat khutbah disampaikan. Sekedar memarahi dan melarang mereka untuk tidak ribut dan dilakukan hanya saat khutbah jumat adalah pekerjaan yang sia-sia, bahkan menghilangkan pahala jumat.


. Teknik mempersiapkan pidato.

Menentukan tujuan. Biasanya dinyatakan dalam tema atau judul pidato.

Memahami pendengar. Apakah hadirinnya anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, bagaimana tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakatnya, jenis forumnya, bagaimana tanggapannya dan lain sebagainya.

Menyusun pidato dengan baik. Bilamana perlu dibuatkan naskah dengan didukung referensi yang sesuai.

Berlatih dengan serius, baik materi, vokal, bahasa, gaya, intonasi dan lain sebagainya.

Mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, terutama rasa percaya diri.

Menghadiri forum sebelum acara dimulai.

Teknik melaksanakan Pidato

Berpenampilan rapi dan sopan disesuaikan dengan forum.

Menyampaikan pidato dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan menghargai pendengar.

Menguraikan pidato secara sistimatis. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon).

Menerangkan permasalahan secara jelas, argumentatif dan dapat didengar maupun dimengerti para hadirin.

Mengatur dan memperhatikan waktu bicara.

Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af.

Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam.


A. Pengertian ceramah

Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan yang bertujuan memeberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar.
Dengan melihat kepada pengertian diatas ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan:

1. Ceremah umum

Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar.sedangkan
Umum adalah keseluruhan umtuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau maysrakat luas.Didalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.
Contohnya:

2. Ceranah khusus

Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, taka ada yang lain, jadi ceramah khusu itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan jug abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibua mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan denagn keadaan.contoh: Peringatan haru besar islam (PHBI) seperti Is ra’miraj,mauled nabi, bulan puasa dll.

B. Komponen-komponen Ceramah
Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah:

1. Da’I (Penceramah)
Seorang da’I atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da;I atau pencermah artinya sebelum menjadi pencermah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah,modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.

2. Mad’u
Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status social, pendidikan, jenis kelamin dll.

3. Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengrkan materi-materi tang diberikn oleh sang pencermah oleh sebab itu harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesui denagan pokok acara maateri yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinantidak ragu,dan juga sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sndiri.
Denagn itu materi hartu di susun secara sisitematis dengan artian judul,isi dan acara tersebut sifatanya betul-betul mempunyai hubungan sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada mad’u yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham mad’u.
Sedangkan metode dakwah adlah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’I guna menyampaikan materi.simber metode cermah adlah alquran dan hadis menunjukkan begitu besarperannya mewtodw dalam berdakwah.

5. Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada mad’u diantara media dalam berceramah adalah sangat banyak akan tetapi disini akan di paparkan sedikit mengenai apa saja media dalam ber cernah itu sendiri:

Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh dimasjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperth Televisi, Koran, majalah, Buku, lagu dan internet. seperti yang dilakukan oleh beberapa group musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.

Dakwah juga bisa dilakukan melalui sebuah tulisan seperti cerpen, cerbung, cergam dan bahkan novel bisa disisipkan nilai-nilai dakwah didalamnya. Beberapa penulis juga sudah melakukan hal ini. Dan bahkan sekarangpun beberapa ustadz juga telah menulis buku hal ini tentunya juga sebagai suatu media dakwah. Sehingga diharapkan dakwah yang berupa nasehat ajakan untuk kemaslahatan umat bisa sampai kepada seluruh lapisan golongan masyarakat Yang memiliki latar belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda-beda.

00.27

HAKIKAT HIDUPKU

Hidup benar-banar tak bersahabat denganku. Juga bagi keluargaku. Kehidupan yang tidak pernah aku rasakan kedamaian dan kebahagiaan. Padahal aku ini ada dan merasakan. Semua yang aku lakukan bagaikan sia-sia saat kata-kata busuk dan ocehan itu keluar dari mulut keduanya dengan serentak saling bersahut-sahutan. Aku bingung???? Inikah hadiah atas pengorbanan dan baktiku pada mereka. Tetesan air mata inikah yang harus aku perlihatkan pada dunia saat hatiku menangis. Saat tubuh ini tak berdaya dengan kenyataan yang ada. Kenyataan pahit yang terpaksa harus aku telan mentah-mentah demi kasih sayangku padamu…namun, haruskah aku sembunyi dari pandangan mata batin mereka saat pertengkaran itu terjadi??? Haruskah aku simpan dalam-dalam mutiara yang keluar dari relung hati terpahit yang pernah aku rasakan??? Aku tak mau mereka tahu kalau aku menangis saat pertengkaran menghadangku. Tapi, bagaimana lagi…….??? Rasanya aku tak sanggup menahan semua masalah ini. Masalah yang setiap saat bisa saja mematikanku dengan virus yang dibawanya. Benar-benar aku ingin keluar dari masalah ini. Apakah yang harus aku lakukan??? Aku ingin bebas menghirup udara segar tanpa derita apapun yang sering kali membelitku. Pantaskah aku merasakannya?????

Kebahagiaan itu hanya berlalu begitu saja saat semua berkumpul. Sekarang, musnalah semuanya. Yang tertinggal hanyalah relung-relung hati yang perih dengan rindu akan datangnya kebahagiaan itu lagi. Kapankah aku akan merasakan semua itu??? Kebahagiaan yang akan membawaku pada sebuah mimpi dalam taman dengan bunga dan sejuta orang yang tersenyum melihatku karena jerih payahku. Adakah pangeran yang datang padaku, yang akan membawa kehidupan surga dalam kehidupanku??? Kehidupan yang paling aku tunggu-tunggu. Semoga suatu hari nanti semua yang aku impikan bisa terwujud. Walaupun aku harus berusaha bersabar.

Aku ingin hidup seperti karang yang tak akan roboh dan rapuh walaupun terhempas ombak lautan yang maha dahsyat. Aku ingin tetap hidup dalam senyum orang-orang yang mengharapkan senyum dan keringatku. Sehingga ibu akan bahagia dalam dekapan kasih sayangku.

00.22

PUBLIC SPEAKING

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh
dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"

(QS 41:33, Al Fushshilat)

Public speaking atau berbicara di muka umum sudah sangat tua usianya. Para Rasul menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya melalui media ini. Demikian pula, Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menggunakannya untuk berda’wah menyampaikan wahyu Allah maupun pesan-pesan agama yang lain. Dari dulu sampai sekarang public speaking masih menjadi salah satu bagian kebudayaan umat manusia yang cukup dominan dalam menyampaikan informasi, menjelaskan ide-ide, menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Public speaking atau sering disebut dengan pidato adalah ucapan yang tersusun baik dan ditujukan kepada orang banyak. Kepandaian berbidato sering disebut dengan rhetorika atau oratori, sedang orangnya disebut dengan rhetor atau orator. Berpidato merupakan seni percakapan yang didukung dengan penggunaan bahasa yang baik dan wawasan keilmuan yang luas. Berpidato dalam dunia pesantren sering disebut dengan khithabah dan orangnya disebut dengan khatib. Kita dapat melihat orang yang cakap dalam berpidato dalam forum-forum kenegaraan, pengajian, ceramah, diskusi, debat, kampanye, pelatihan, dan lain sebagainya.


JENIS DAN METODE

Public speaking merupakan bagian kehidupan sosial umat manusia. Mereka saling berkomunikasi satu sama lain dalam suatu kesempatan atau forum-forum tertentu. Ada beberapa jenis public speaking yang kita kenal di antaranya adalah:
1. Khotbah. Berbicara di muka umum khususnya untuk tujuan penyampaian pesan-pesan agama.
2. Propaganda. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan ide dengan upaya keras meyakinkan pendengar.
3. Kampanye. Berbicara di muka umum untuk kelompok tertentu (partai) dengan mempengaruhi massa.
4. Penerangan. Berbicara di muka umum untuk menerangkan sesuatu, misalnya program, permasalahan, pembangunan dan lain sebagainya.
5. Agitasi. Berbicara di muka umum dengan tujuan untuk membakar semangat massa.
6. Orasi ilmiah. Berbicara di muka umum, khususnya untuk masyarakat ilmiah, yang dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan bahasa teoritis, ilmiah dan rasional.
7. Reportase. Berbicara di muka umum untuk menyampaikan laporan tentang sesuatu kejadian secara terbuka.
Berbicara di muka umum bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh setiap orang, namun bukan pula hal yang teramat sulit untuk dipelajari. Untuk dapat berbicara di muka umum dengan baik membutuhkan kesiapan mental dan memerlukan keterampilan dalam penggunaan kata-kata, bahasa, logat, mimik wajah, peralatan dan penguasaan materi. Jam terbang atau pengalaman seseorang dalam berbicara di muka umum sangat berpengaruh terhadap kualitas pembicaraannya. Sebagai pedoman yang kiranya dapat membantu, ada baiknya memperhatikan metode-metode public speaking berikut ini:
1. Metode langsung. Disebut dengan metode impromptu, yaitu berpidato secara langsung dengan mengandalkan kemampuan, kemahiran dan wawasan ilmu. Dilakukan tanpa persiapan yang memadai.
2. Metode naskah. Berbicara di muka umum dengan bantuan naskah atau teks tertulis yang telah dipersiapkan. Dapat kita jumpai dalam pidato kenegaraan, siaran televisi atau acara-acara resmi.
3. Metode hafalan. Berpidato dengan menghafal naskah atau teks yang telah dipersiapkan, khususnya dalam penggunaan bahasa.
4. Metode variatif. Menggabungkan ketiga metode sebelumnya. Dilakukan secara langsung dengan memperhatikan urut-urutan pembicaraan dan didukung persiapan naskah atau kerangka pidato. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang dipilih relatif bebas, namun isi pembicaraan berorientasi pada naskah.
SUSUNAN PEMBICARAAN

Menyusun pembicaraan di muka umum agar dapat menjelaskan permasalahan dan memuaskan pendengar memerlukan keterampilan tersendiri. Secara umum susunan pidato -khususnya dalam acara resmi- memiliki sistimatika sebagai berikut:

1. Pembukaan.
Islam mengajarkan agar pembicaraan kita bermanfaat dan mendapat rahmat Allah. Untuk itu pidato yang baik perlu dimulai dengan salam, memuji Allah, bersyahadat dan bershalawat kepada Rasulullah. Untuk membuka pembicaraan, disampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan berbicara yang diberikan, memperkenalkan diri dan menyampaikan secara ringkas pokok-pokok pembicaraan yang akan dibahas. Maksud dari pembukaan adalah untuk mengajak para hadirin memperhatikan pembicaraan dan mempersiapkan mereka untuk berkonsentrasi pada masalah yang akan disampaikan.

2. Isi bahasan.
Sebagai inti dari berbicara di muka umum atau berpidato, isi bahasan harus:
a. Disampaikan dengan jelas, sistimatis dan menggunakan bahasa efektif.
b. Memiliki kerangka pembicaraan yang urut dan dapat dimengerti oleh pendengar.
c. Membahas tema dengan disertai alasan-alasan yang kuat serta didukung informasi, fakta, data dan analisa yang logis.
d. Untuk ceramah agama Islam, menyampaikan ayat-ayat Al Quraan dan atau Al Hadits yang berhubungan erat dengan pembahasan.
Pada prinsipnya, seseorang yang berbicara di muka umum harus menyampaikan pokok-pokok bahasan dengan bahasa yang tepat dan ulasan yang memikat; jelas apa yang dia maksudkan, argumentatif dan dapat dimengerti para pendengarnya.

3. Penutup.
Merupakan rangkuman dan kesimpulan pembicaraan yang telah disampaikan. Menjadi klimaks dari pidato, sehingga memberi kesan yang kuat pada hadirin. Bilamana perlu disertai do’a dan harapan. Setelah itu diakhiri dengan permohonan ma’af bila ada kekhilafan dan ditutup dengan salam.
TEKNIK BERPIDATO

Untuk berbicara di muka umum diperlukan teknik-teknik tertentu yang harus dipahami. Bukan hanya teknik saat berbicara saja yang sangat penting, tapi persiapannya sendiri merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan.

1. Teknik mempersiapkan pidato.
a. Menentukan tujuan. Biasanya dinyatakan dalam tema atau judul pidato.
b. Memahami pendengar. Apakah hadirinnya anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, bagaimana tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakatnya, jenis forumnya, bagaimana tanggapannya dan lain sebagainya.
c. Menyusun pidato dengan baik. Bilamana perlu dibuatkan naskah dengan didukung referensi yang sesuai.
d. Berlatih dengan serius, baik materi, vokal, bahasa, gaya, intonasi dan lain sebagainya.
e. Mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, terutama rasa percaya diri.
f. Menghadiri forum sebelum acara dimulai.

2. Teknik melaksanakan Pidato
a. Berpenampilan rapi dan sopan disesuaikan dengan forum.
b. Menyampaikan pidato dengan tenang, penuh rasa percaya diri dan menghargai pendengar.
c. Menguraikan pidato secara sistimatis. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon).
d. Menerangkan permasalahan secara jelas, argumentatif dan dapat didengar maupun dimengerti para hadirin.
e. Mengatur dan memperhatikan waktu bicara.
f. Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af.
g. Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam.






PENUTUP

Kemampuan berbicara di muka umum (public speaking) sangat banyak manfaatnya, di antaranya membantu para da’i atau mubaligh dalam menda’wahkan Islam. Dengan keahliannya yang memukau seorang da’i dapat menerangkan Islam dengan jelas dan mudah mengajak jama’ah untuk meningkatkan iman dan taqwa.
Demikian pula bagi anggota dan pengurus Remaja Masjid, kemampuan public speaking sangat menunjang keberhasilan dalam berorganisasi. Karena dengan kemampuan berbicara di muka umum yang baik seorang aktivis Remaja Masjid dapat menjelaskan gagasannya, mengajukan usul, bertanya dan menyampaikan pendapat secara jelas serta memudahkannya dalam memimpin, memberi motivasi, melakukan koordinasi dan lain sebagainya

02.29

PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL
Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat. Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita? Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri. Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi. Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.
PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama. Pertama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.

Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini. Pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di legislative, ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka bergelar dari S1 sampai Prof. Dr. Contoh lainnya, dalam bidang politik lebih parah lagi, ada partai kembar , anggota dewan terlibat narkoba, bertengkar ketika sidang, gontok-gontokan dalam tubuh partai karena memperebutkan posisi tertentu (Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat kalau dalam diri partai saja belum kompak).

Dan masih ingatkah ketika terjadi jual beli kata-kata umpatan ("bangsat") dalam sidang kasus Bulog yang dilakukan oleh orang-orang yang mengerti hukum dan berpendidikan tinggi. Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk membawa bangsa ini kedepan? Apakah mereka tidak sadar tindak-tanduk mereka akan ditiru oleh generasi muda saat ini dimasa yang akan datang? Dalam dunia pendidikan sendiri terjadi penyimpangan-penyimpang yang sangat parah seperti penjualan gelar akademik dari S1 sampai S3 bahkan professor (dan anehnya pelakunya adalah orang yang mengerti tentang pendidikan), kelas jauh, guru/dosen yang curang dengan sering datang terlambat untuk mengajar, mengubah nilai supaya bisa masuk sekolah favorit, menjiplak skripsi atau tesis, nyuap untuk jadi pegawai negeri atau nyuap untuk naik pangkat sehingga ada kenaikan pangkat ala Naga Bonar.

Di pendidikan tingkat menengah sampai dasar, sama parahnya, setiap awal tahun ajaran baru. Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya (untungsnya, NEM sudah tidak dipakai lagi, entah apalagi cara mereka), kalau perlu didongkrak supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan. (makanya tidak aneh sekarang ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat). Dan banyak lagi yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.

Kembali ke pendidikan nasional yang bermoral (yang saya maksud adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral. Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak plin-plan, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya.Tetapi sebaliknya, mereka bisa membangun bangsa ini dengan kekayaan yang kita miliki dan dihargai didunia internasional. Kalau perlu bangsa ini tidak lagi mengandalkan utang untuk pembangunan. Sehingga negara lain tidak seenaknya mendikte Bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan.

Dengan kata lain, proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Dimana ketika berlangsung proses tranformasi ilmu pengetahuan di SD sampai PT sang pendidik harus memiliki moralitas yang bisa dijadikan panutan oleh peserta didik. Seorang pendidik harus jujur, bertakwa, berahklak mulia, tidak curang, tidak memaksakan kehendak, berperilaku santun, displin, tidak arogan, ada rasa malu, tidak plin plan, berlaku adil dan ramah di dalam kelas, keluarga dan masyarakat. Kalau pendidik mulai dari guru SD sampai PT memiliki sifat-sifat seperti diatas. Negara kita belum tentu morat-marit seperti ini.

Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik (guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan Dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak berpretensi menyudutkan guru atau dosen dan birokrat pendidikan serta pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya proses pendidikan di Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku menyimpang dan tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin kalau menginginkan generasi seperti diatas.

Selain itu, anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu akan mengubah dengan cepat kondisi pendidikan kita saat ini. Malah anggaran yang tinggi akan menimbulkan KKN yang lebih lagi jika tidak ada kontrol yang ketat dan moralitas yang tinggi dari penguna anggaran tersebut. Dengan anggaran sekitar 6% saja KKN sudah merajalela, apalagi 20-25%.

Ketiga, Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada beberapa guru saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk mencatat dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak orang kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Yang saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain. Apakah hanya yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat perlakuan seperti itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan kaya? Dan mengapa saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti teman saya? Bisakah saya jadi orang pintar dengan cara yang demikian?

Dengan contoh yang saya rasakan ini (dan banyak contoh lain yang sebenarnya ingin saya ungkapkan), saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan. Jadi, pembukaan kelas unggulan atau kelas akselerasi hanya akan membuat kesenjangan sosial diantara peserta didik, orang tua dan masyarakat. Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang unggul, tetapi ada juga yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang tidak masuk kelas unggulan belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya tidak unggul. Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik, tapi para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas tersebut.

Kalau mau membuat perbedaan, buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral. dewasa dan bertanggungjawab. Jangan hanya mengadopsi sistem bangsa lain yang belum tentu cocok dengan karakter bangsa kita. Karena itu, pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau kembali kalau perlu hilangkan saja.

Contoh lain lagi , seorang dosen marah-marah karena beberapa mahasiswa tidak membawa kamus. Padahal Dia sendiri tidak pernah membawa kamus ke kelas. Dan seorang siswa yang pernah belajar dengan saya datang dengan menangis memberitahu bahwa nilai Bahasa Inggrisnya 6 yang seharusnya 9. Karena dia sering protes pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut. Inikan! contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan Perbedaan.

PEJABAT HARUS SEGERA BERBENAH DIRI DAN MENGUBAH PERILAKU
Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada generasi muda mulai saat ini.

Karena mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit pejabat yang bergelar Prof. Dr. (bukan gelar yang dibeli obral). Mereka harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini. Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, jangan cari alasan untuk menghindar. Tunjukan bahwa mereka orang yang berpendidikan , bermoral dan taat hukum. Jangan bohong dan curang. Apabila tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung mereka (pejabat) sudah memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa pendidikan tinggi bukan jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Jadi jangan salahkan jika generasi mudah saat ini meniru apa yang mereka (pejabat) telah lakukan . Karena mereka telah merasakan, melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa ini.

Selanjutnya, semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab dan konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Karena rakyat menaruh kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan. Namun perilaku pejabat kita, lain dulu lain sekarang. Sebelum diangkat jadi pejabat mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu. Pokoknya semuanya mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat, lain lagi perbuatannya. Contoh sederhana, kita sering melihat di TV ruangan rapat anggota DPR (DPRD) banyak yang kosong atau ada yang tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal mereka sudah digaji, bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau ke kantor hanya untuk tidur atau tidak datang sama sekali. Atau ada pengumuman di Koran, radio atau TV tidak ada kenaikan BBM, TDL atau tariff air minum. Tapi beberapa minggu atau bulan berikutnya, tiba-tiba naik dengan alasan tertentu. Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat. Karena pejabat itu sendiri tidak konsisten. Padahal pejabat tersebut seorang yang bergelar S2 atau bahkan Prof. Dr. Inikah orang-orang yang dihasilkan oleh pendidikan nasional kita selama ini?

Harapan
Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.
Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan.

02.36

Teman Hatiku

kala ku berada di ruangan luas

yang terlihat hanyalah bayangan

bayangan penuh makna

menyapa dan menghampiriku

terkadang aku berfikir

itukah teman hatiku....

mengapa dia tak menyapaku?????

mengapa dia hanya diam padaku????

sulit ku ungkapkan siapa dia

aku asing dengan dia

dimanakah teman hatiku sebenarnya....???

teman hati dengan sejuta senyum indahnya

teman hati dengan sejuta kasih sayangnya

teman hati yang akan bersanding dengan ku yang mengharap bulu perindu 



pesona cinta

saat kau berada disampingku

hirup udara merasuk jantungku

ide lucu keluar dari uratku

hening pikirku melayang jauh

anganku melangkah bersamamu

tuntut kesetiaan sayangmu

iman dalam islam batinmu

naungan semua qolbu


fakir nafasku saat kau jauh

aurahmu menusuk qolbu

tatapanmu menggetarkan hatiku

hadirmu embawa kedamaian hatiku laksana....

awan cerah naungi umatnya

nan penuh ikhlas dan cinta

yang menanti bulu perindunya



Taubatku

Ya Allah........

ku bersimpuh padamu

di dalam gelapnya malam, ku menyebut namamu

di cerahnya siang, ku memuji dirimu

tunjukkanlah jalan untukku

hamba yang hina dan penuh dosa ini

menuju jalanmu, jalan yang penuh cahaya abadi

Ya Allah....

 izinkanku bertobat padamu

memohon ampunan atas segala khgilafku

sujudku bersimpuh disetiap waktu

menjelma hamba yang taqwa padamu


03.14


Tips Menghilangkan Stressss……

Apabila ada orang lain selalu memaksakan kehendaknya pada anda dan membebani anda dengan kesulitannya, belajarlah untuk mengatakan TIDAK!.. karena ini akan lebih baik daripada anda menderita dalam hati. Begitupun jika kita mengalami situasi yang membuat diri kita stress ada baiknya anda perhatikan tips berikut ini :

  * Jangan selalu tergantung pada orang lain, berusahalah untuk selalu mandiri. Jangan berburuk sangka bahwa orang lain akan menghina atau membicarakan anda, karena belum tentu orang itu sesuai dengan sangkaan anda.
  * Jangan selalu mengingat kesalahan dimasa lalu, karena rasa bersalah dan menyesal akan mempersulit dan menguras segenap pikiran dan tenaga anda.
  * Jangan menyimpan kemarahan dan frustasi. Utarakan dan bicarakan dengan orang yang bertanggung jawab atas terjadinya hal tersebut.
  * Luangkan waktu setiap hari untuk mulailah kegiatan baru.
  * Jika anda sedang berkendaraan janganlah menjadi pengendara yang agresif, mengalahlah pada Setan Jalanan. Jalankan kendaraan dengan sikap mengalah.
  * Janganlah menyimpan rasa dengki dan cemburu, karena rasa itu memakan banyak energi pada tubuh.
  * Jangan membiasakan bersikap terburu-buru, karena tindakan terburu-buru akan menjurus pada kesalahan, penyesalan, dan stres..
  * Yakinkan pada diri anda bahwa sebesar apapun cobaan2 yang Tuhan timpakan diri anda, pasti sudah sesuai dengan kadar kemampuan kita untuk menghadapinya.

So.. kenapa kita harus stress jika kita punya keluasan hati tuk menerima semua hal dan bisa menyikapinya dengan baik, tenang, sabar, dan benar, tentunya tidak akan pernah ada kata stress di dunia ini :-D. Ada pepatah mengatakan “makin sering orang stress makin besar orang itu berpeluang memperpendek umur.”

19.48


HIDUP BUKAN UNTUK MENYERAH

 

            Lahir di sebuah desa terpencil di Samgu, Pratila adalah seorang gadis perempuan yang cerdas, unik, dan periang. Di desa tang sebagian penduduknya menjadi seorang petani dan menikah mudah, serta kesempatan besar untuk melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi hanyalah hak istimewa bagi orang kaya. Namun, semua itu tidak membuat surut semangat Pratila untuk tetap sekolah sampai sarjana. Betapa hancur hati hancur hati Pratila ketika suatu sore ibunya berbicara dengan isak tangis bahwa ibunya sudah tidak bisa membiayainya sekolah di jenjang SMA. Sekuat apapun sang ibu berusaha, tampaknya gurat nasib Pratila akan seperti yang digariskan untuk perempuan-perempuan miskin di desanya. Dengan hati pedih pratila protes kepada ibunya.

“ Bu, mengapa aku harus berhenti sekolah?”

“ mengapa teman-temanku bisa meneruskan sekolah sedangkan aku tidak? Pedih hati pratila. Lebih pedih lagi dia merasa mimpinya untuk meraih pendidikan akan segera menguap dan satu-satunya hal yang menghalangi harapan dan kenyataan adalah keterbatasan biaya.

“ Nak, ibu sudah berusaha. Tapi, lihatlah ayahmu. Dia hanya berfoya-foya saja. Tanpa memperhatikan nasib kita. Setiap kali ibu meminta bayaran sekolahmu dan adikmu, ayahmu selalu marah dan hanya bisa ngomel. “ ibu sudah tidak kuat lagi menahan semua ini. Dari awal ibu menikah dengan ayahmu tak ada sedikitpun kebahagiaan yang ibu kecap dan rasakan. Hanya air mata dan ocehanlah yang kerap kali hadir pada rumah tangga ini.” Tangis ibu.

“ Pratila tahu bu, tapi apakah aku harus berhenti sekolah? Dengan cara inikah, aku harus memendam semua impianku untuk bisa menjadi orang yang berhasil???” pekikku.

“ harus gimana lagi nak? Ya…berdoalah saja biar ibu tetap bisa menyekolahkanmu.” Jawab ibu.

            Itulah yang harus dihadapi oleh gadis periang ini??? Tidak bisa dibayangkan bagaimana nasibnya nanti bila ia benar-benar akan berhenti sekolah. Semenjak hal itu, semangat pratila mulai goyah. Bahkan, nilai raportnya agak menurun.

*********

            Semakin lelah rasanya hati pratila saat dia harus mengetahui bahwa orang yang selama ini berada didekatnya. Orang yang selalu mensupport dia ketika sedang kacau telah menghianatinya bersama temannya sendiri. Padahal, pratila sangat mencintainya. Tapi, mengapa dia tak jujur kalau dia masih suka dengan temannya yang dulu pernah dekat sama dia.

“ Ya allah……..mengapa saat aku mendekati cinta?? Cinta telah pergi?? Apa yang harus aku lakukan???” curah hatinya.

***********

            Rapuh….ya, rapuhlah hati dan semangat hidup pratila. Semua masalah ini telah merobohkan benteng yang sudah sekian lama dia bangun dan jaga. Setiap hari hanya bengonglah yang ia lakukan.

************

“ Nak, ada masalah apa??? Mengapa akhir-akhir ini kau sering bengong??” Tanya ibu.

“ Endak bu, nak ada apa-apa. Tila hanya kecapekan aja bu.” Jawabku.

“ Jangan bohong nak, ibu tahu pasti kau telah disakiti oleh masalah percintaan??? Tanggap ibu.

“ Iya bu, dan aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia telah menghianati ku bu?.Tangisku.

“ ketahuilah nak, dunia ini tak selebar daun kelor. Masihbanyak cinta yang mengharapkan kedatanganmu. Ikhlaskan saja. Janganlah terlalu terjebak pada masalah percintaan. Sehingga kamu seperti ni. Jangan kau pertaruhkan hidupmu hanya untuk cinta. Itu perbuatan bodoh yang pernah kau lakukan. Perjalanan mu masih panjang. Gapailah cita-citamu. Railah impianmu!!!” Nasehat ibu.

****************

            Hujan sore turun laksana turut merasakan betapa hancurnya hati pratila. Perkataan ibunya terus terngiang-ngiang dalam ingatannya. Pratila berfikir, apa yang dikatakan ibunya itu benar. Dia tidak boleh rapuh hanya karena masalah cinta dan pertengkaran keluarganya serta masalah biaya sekolahnya semata.

            Semangat yang hampir terkubur dalam diri pratila tersebut, kini telah bangkit kembali. Dia ingin menjadi karang yang takkan goyah walaupun terhempas air laut yang dahsyat. Ndak seperti tumpukan korek api yang roboh hanya karena ditiup angin.

            Gadis ini emang bukanlah gadis yang mudah menyerah. Walaupun dia dihantam masalah cinta dan sekolah, dia tetap kokoh. Bahkan dia rela mengayuh kereta angin di tengah terik sang surya menempuh jalan panjang ke sekolah hanya untuk menggapai cita-citanya. Kakinya sakit, badannya letih dan mukanya kusam. Namun, hatinya tetap hangat dengan harapan. Sekolah adalah api yang menyalakan mimpi-mimpinya. Pernah suatu ketika, pratila harus tidak jajan karena ibunya tidak punya uang untuk jajannya. Betapa besar pengorbanan pratila. Tapi, betapa kuat tekatnya untuk tidak dimangsa nasib yang setiap saat bisa menghempaskan bentengnya yang rapuh. Namun, setiap kali pratila terperangkap dalam kesulitan, buku harian dan sahabatlah obat penawarnya. Dengan penuh perasaan pratila menulis. Biar kenangan itu tetap tergambar walaupun nantinya dimakan zaman.

**********

            Pada saat pratila berjalan disebuah tempat, disana dia melihat banyak orang yang jauh berbeda dengannya. Satu orang hanya memiliki sebelah kaki. Yang lain kehilangan salah satu tangannya. Bahkan ada yang buta.

“ Aku sempat mengira aku takkan mampu bertahan dalam kehidupan ini. Namun, mereka saja bisa tetap hidup dan berkarya, jadi kenapa aku tidak melakukan hal yang sama??? Padhal aku ini lebih baik dari mereka dari hal fisiknya.” Pikirku.

            Kenyataan ini, telah menyadarkan pratila betapa pentingnya mimpi dalam kehidupan. Dan betapa ruginya orang yang menyia-nyiakan kehidupan ini hanya karena masalah cinta dan pertengkaran semata. Ibu yang mendorongku sehingga bisa kembali bengkit dari keterpurukkan. Aku harus terus semangat hidup dan bersekolah agar bisa masuk ke universitas dan mendapatkan job yang hebat. Kemudian, ibu akan merasakan kehidupan bahagia yang belum pernah ibu rasakan. Aku ingin ibuku hidup bahagia diamasa tuanya ini.    

03.32

Jejak manis dalam kata

Surya memang tak begitu indah tanpa senyumu
Hidup pun tak kan terang tanpa semangatmu
Irama syahdu mengiringi langkahmu
Harapanmu meluruhkan waktu
Antara hidup dan mati mu oh anak bangsa....
Tombak adalah cara mengabdikan bagsamu
Iriskan semua janji bersamamu
Nan mengharap bulu perindu
Namun gaangmu menentang kuasa waktu
Atas khayal bayangmu
Jejak kaki dalam manjamu
Inginku tanggalkan karya-karyamu 
Yang menjadi sejarah liku-likumu
Akan kemajuan ekspresi anak bangsamu
Hingga ciptakan generasi baru

03.15

Akhir masalah dunia

pesona hati yang ku rasa
tak pernah aku rasakan lagi
butir-butir kebahagiaanku telah musnah
yang ku rasa hanya kepedihan
kepedihan yang begitu dalam


Ingin rasanya aku mati

menghakhiri semua masalah ini
tak ada lagi yang dapat kujalani
mungkin dengan kain putih dan kendaraan ini
aku bisa melepaskan panat di hati

02.07

Bertambah & berkurangnya iman

Pertama: Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as Sunnah. Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta’ala dan mewujudkan tauhid dengan benar dan pas.
Kedua: Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta’ala yang beraneka ragam dan menakjubkan merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman dan mengokohkan iman.
Ketiga: Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas, memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.
sebab pertambahan iman adalah melakukan ketaatan. Sebab iman akan bertambah sesuai dengan bagusnya pelaksanaan, jenis dan banyaknya amalan. Semakin baik amalan, semakin besar penambahan iman dan bagusnya pelasanaan ada dengan sebab ikhlas dan mutaba’ah (mencontohi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sedangkan jenis amalan, maka yang wajib lebih utama dari yang sunnah dan sebagian amal ketaatan lebih ditekankan dan utama dari yang lainnya. Semakin utama ketaatan tersebut maka semakin besar juga penambahan imannya. Adapun banyak (kwantitas) amalan, maka akan menambah keimanan, sebab amalan termasuk bagian iman.
Faktor internal berkurangnya iman
Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman, sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.
Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini adalah salah satu sebab penting berkurangnya iman.
Ketiga: Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana pelaksanaan perintah Allah Ta’ala menambah iman, demikian juga pelanggaran atas larangan Allah Ta’ala mengurangi iman. Namun tentunya dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam ungkapan beliau, “Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun bertingkat-tingkat”.[4]
Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu bissu’). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan dalam menceritakan istri al-Aziz ,

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Qs Yusuf: 53)
Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Ta’ala darinya dan berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.
Faktor eksternal berkurangnya iman
Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting eksternal yang mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.
Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya. Menyibukkan diri dengan dunia dan perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin semangat manusia memiliki dunia dan semakin menginginkannya, maka semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan dan mencari kebahagian akherat.
Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya. Karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari hal ini dalam sabda beliau,

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ 

“Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.”[5]

00.57

Penantian Semu

sejuk embun larut dalam angan

menanti akan manis dari mu

iringan ombak lautan

membuatku teringat senyum manja mu

tatapan mu membuatku lebih bermakna

akan tawa   riangmu

kelembutan jiwamu sungguh indah

kurasa dalam hidupq

dalam terang q menantimu

mencari jawaban akan kesungguhanmu

tp tak satupun cahaya yg ku dapat dari mu

kini,,,biarlah cinta ini dibawa debur ombak dan birunya nirwana

ke tengah samudra 

bersama lengkingan burung elang

hingga suatu saat nti......

kamu akan tw kesungguhanq

meskipun penantianq ini adalah penantian semu

03.17

Akhir masalah dunia

tak pernah q rasakan lagi
butir-butir kebahagiaanq telah musnah
terbelenggu kenestapaan
yang ku rasa hanya kepedihan
kepedian yang begitu mendalam

ingin rasanya q mati
mengakhiri smw masalah ini
tak ada lagi yang dapat ku jalani
mungkin hanya dengan kain putih dan kendaraan ini
q bisa melepaskan penat di hati

03.13

MENCARI CINTA YANG HILANG...


Kesibukan telah menenggelamkanku..
Rutinitas telah menghanyutkan kegembiraanku..
Kerjaan yang tiap hari aku lakukan telah menutupi mataku..
Kebutuhan makan dan minum telah membuat tuli telingaku..
Kesuksesan dunia telah menutupi rasaku...

Ada sesuatu yang hilang...
Ada sesuatu yang kurindu..
Ada sesuatu yang ingin kutemui...

Dimanakah Engkau ??? 

Rasa gembira ketika awal perkenalan ??
Rasa gemetar ketika awal berjalan ??
Rasa ingin terus ketemu ketika hari sudah berpadu ??
Rasa rindu ketika pikir tak lagi mengeluarkan lagu merdu ??

Adakah kini Engkau disampingku ??
Ataukah Engkau di depanku ??
Ataukah Engkau ada di atasku ??
Ataukah Engkau ada di sekelilingku ??

Dimanakah Engkau ??

Tak kulihat Engkau disekelilingku...
Kucari Engkau di Masjid-masjid..tapi tak kutemukan Engkau..
Kucari di Gereja-gereja..tapi tak kutemukan Engkau..
Kucari di Klenteng-Klenteng...tak kutemukan Engkau..
Kucari di Vihara-vihara...tak kutemukan Engkau..
Kucari di Candi-candi dan tempat-tempat wingit...tak kutemukan Engkau...

Dimanakah Engkau ?

Kulepas semua kesibukan meski sejenak..
Kutarik nafas perlahan dan kuhembuskan dengan penuh penyesalan..
Aku mulai melihat diriku sendiri...
Tubuh fisik ciptaMu...
tidak..tak kutemukan Engkau...
Lautan ruang akal pikirku..
Tidak tak kutemukan Engkau...
Tinggal satu yang belum kujelajahi...
Samudra Hati Yang tak Bertepi...

Adakah kulihat Engkau ??
Adakah di sana Engkau ??
Adakah itu Engkau ??
Adakah ini Engkau ??

Engkaukah ini ?

Lalu dimanakah aku ???


03.03

Menuju Pulau Tak Berpenghuni
Karena sajak yang ku tulis 
tidak sempat kau baca
aku memilih menyepi
menuju pulau tak berpenghuni
disana...q arungi hidup ini
dengan balutan kain putih
menutupi tubuh ini
bukan cuma itu....
air yang selalu menutupi wajah ini
butiran air mata yang tersisa
menjadi teman setia perjalanan ini
meski di pulau ini, q selalu kesepian tanpa dirimu
cuma pasir putih yang menjadi tumpuan
samudra dan ombakpun belum tercatat
bila ada yang hilang dari jiwaq
karena mimpi tinggal debu kecil
tak sempat q ucapkan terima kasih
biarkan q arungi samudra ini 
menuju pulau tak berpenghuni
mungkin masih ada bayangan
mimpi dan harapan dalm hidp yang singkat ini

19.55

Kentut Dilihat Dari Sisi Ilmiah

1. Apa komposisi kentut?
Bervariasi. Makin banyak udara anda telan, makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus). Adanya bakteri serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteri juga menghasilkan metana & hidrogen. Proporsi masing-masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis bakteri dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.
2. Kenapa kentut berbau busuk?
Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida & merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut, & makin busuklah kentut anda. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya.
3. Kenapa kentut menimbulkan bunyi?
Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas.
4. Kenapa kentut yang busuk itu hangat & tidak bersuara?
Salah satu sumber kentut adalah bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk metabolisme bakteri yang berbau busuk. Ini kemudian menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya, tapi SBD (Silent But Deadly).
5. Berapa banyak kentut diproduksi sehari?
Rata-rata setengah liter sehari dalam 14 kali kentut.
6. Mengapa kentut keluar melalui lubang dubur?
Karena density-nya lebih ringan, kenapa gas kentut tidak melakukan perjalanan ke atas? Tidak demikian. Gerak peristaltik usus mendorong isinya ke arah bawah. Tekanan di sekitar anus lebih rendah. Gerak peristaltik usus menjadikan ruang menjadi bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gas-nya untuk bergerak ke kawasan yang bertekanan lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam perjalanan ke arah anus, gelembung-gelembung kecil bergabung jadi gelembung besar. Kalau tidak ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, tapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yang rumit & berbelit-belit.
7. Berapa waktu yang diperlukan oleh kentut untuk melakukan perjalanan ke hidung orang lain?
Tergantung kondisi udara, seperti kelembaban, suhu, kecepatan arah angin, berat molekul gas kentut, jarak antara 'transmitter' dengan 'receiver'. Begitu meninggalkan sumbernya, gas kentut menyebar & konsentrasinya berkurang. Kalau kentut tidak terdeteksi dalam beberapa detik, berarti mengalami pengenceran di udara & hilang ditelan udara selama-lamanya. Kecuali kalau anda kentut di ruang sempit, seperti lift, mobil, konsentrasinya lebih banyak, sehingga baunya akan tinggal dalam waktu lama sampai akhirnya diserap dinding.
8. Saat apa biasanya orang kentut?
Pagi hari di toilet. yang disebut "morning thunder". Kalau resonansinya bagus, bisa kedengaran di seluruh penjuru rumah.
9. Kemana perginya gas kentut kalau ditahan tidak dikeluarkan?
  Bukan diabsorbsi darah, bukan hilang karena bocor.. Tapi bermigrasi ke bagian atas menuju usus & pada gilirannya akan keluar juga. Jadi bukan lenyap, tapi hanya mengalami penundaan.
10. Mungkinkah kentut terbakar?
Bisa saja. Kentut mengandung metana, hidrogen yang combustible (gas alam mengandung komponen ini juga). Kalau terbakar, nyala-nya berwarna biru karena kandungan unsur hidrogen. Oleh karena itu kentut bisa dijadikan bahan bakar alami.
11. Bisakah menyalakan korek api dengan kentut?
Jangan mengada-ada... konsistensinya lain. Juga suhunya tidak cukup panas untuk memulai pembakaran.
12. Betulkah bisa teler kalau mencium bau kentut 2-3 kali berturut-turut?
Kentut mengandung sedikit oksigen, mungkin saja anda mengalami pusing kalau mencium bau kentut terlalu banyak.
13. Apakah warna kentut?
Tidak berwarna. Kalau warnanya oranye seperti gas nitrogen oksida, akan ketahuan siapa yang kentut.
14. Kentut itu apakah asam, basa atau netral?
Asam, karena mengandung karbondioksisa (CO2) & hidrogen sulfida (H2S).
15. Apa yang terjadi kalau seseorang kentut di planet Venus?
Planet Venus sudah banyak mengandung sulfur (belerang) di lapisan udaranya, jadi kentut di sanapun tidak ada pengaruhnya.

19.51

Ganis dan Dilema


 Langit membentang luas bersemburat merah keemasan saat mentari kembali ke peraduannya. Memandang bayang-bayang cakrawala yang samar tapi menakjubkan setiap mata. Danau tiga warna berkerling manja saat senja menyapanya. Sungguh indah menawan Desa Bancang saat itu. Deru angin yang lembut membelai dedaunan hijau di sepanjang tepi danau. Ganis merasakan angin malam menusuk setiap pori-porinya. Dikenakannya sebuah mantel bulu tebal yang telah usang dan nampak warna aslinya. Dia tenggelam dalam selimut garis-garis dan segera berlayar di lautan mimpi. Gadis manis itu terlelap setelah seharian memeras keringatnya. Sinar rembulan seakan lancang menerobos sela-sela dinding papan rumah Ganis.
 ”Ganis.....”
 Mata Ganis terbelalak mendengar namanya disebut. Gadis itu melangkahkan kakinya secepat kilat menemui sumber suara itu. Sesosok wanita tua yang tirus berdiri di sisi sumur yang tampak kurang terawat.
 ”Iya, Bu!” Gadis itu tertunduk patuh pada wanita tua yang ada di hadapannya.
 ”Segeralah bersiap untuk menjajakan kue keliling kampung!” Suaranya lembut menenteramkan jiwa. Pagi ini terlalu dini untuk beranjak ke luar rumah. Mentari masih sedikit mengintip di ufuk timur. Sepertinya ia terlalu lelah untuk muncul kembali bersinar. Ganis tak bisa menahan semangat yang berlari mendahului raganya. Dengan senyum lebar ia jajakan kue ke seluruh penjuru desa, tak satupun sudut yang ia lewatkan. Di tepi danau ia melihat sesosok lelaki tinggi, tampan, dan tampak bersahabat.
 ”Samir.......!”Ganis menyapa pemuda itu dengan nada agak ragu. Pemuda itu menoleh sambil melempar senyum simpul. Ia memang pemuda yang rupawan dengan rambut ikal, hidung mancung, bibir merah merekah, dan kulit tak begitu putih tapi tetap mempesona.
 ”Kau rupanya. Ku pikir kau tak lagi mengenalku, Ganis!”
 ”Lama tak tampak. Rupanya kau sudah menjadi pemuda yang tampan,” Ganis memuji sepenuh hati. Mata mereka bersirobok dengan pandangan yang saling beradu mencari-cari perhatian. Mereka diam beberapa saat, hanya teriakan ombak kecil yang terdengar semakin semarak di tepi danau itu. Hanya sabda alam yang dibisikkan lembut membelai gendang telinga. Tak lama kemudian Ganis undur diri dari hadapan sahabat masa kecilnya itu.
 Hari mulai larut, Ganis yang semula merebahkan tubuhnya, kini mulai beranjak mendekati jendela. Matanya menerawang jauh ke arah danau. Ia masih melihat tubuh tegap Samir masih berdiri memandangi danau yang penuh kenangan itu.
 Ganis berkaca dan melontarkan pertanyaan pada dirinya sendiri dengan mata terpicing. Gurat wajahnya menggambarkan kelelahan hidup. Ia terlihat tegar meski luka hatinya menganga lebar. Ia ingat jelas malam itu, malam ketika emosi membuncah tak tertahan. Malam ketika ayah ibunya diselimuti badai pertikaian besar. Kata-kata kotor berulang kali menyeruak ke permukaan lidah. Kata-kata yang tak pantas didengar bocah seusianya kala itu. Satu kata yang ia ingat sampai saat ini, cerai! Itulah yang berulang kali ia dengar. Isak tangis ibundanya mewarnai gemercik air hujan yang melanda Desa Bancang kala itu. Malam itu terjadi dilema yang menghantui hidupnya. Satu yang ia ingat jelas, janji ayahnya yang belum ditepati, yaitu membawanya ke tempat yang jauh, ke Pasar Kerampung Surabaya.
 ” Tok....tok....tok...” Ganis segera membuka pintunya.
 ” Kau melamun, Nak?”
 ” Tidak, Bu! Ganis hanya sedang memikirkan sesuatu!”
 Rupanya ada tamu yang tak diundang telah menunggu di ruang tamu.
 ” Samir...............! Ada apa?”
 ” Ada sedikit perlu denganmu, Ganis!”
 ” Ada perlu apa?” Ganis mengerutkan keningnya.
 ” Bisakah kita berbincang di teras saja? Sepertinya udara di luar lebih segar!”
 Samir menawarkan sembari mengerling genit. Ia nampak lebih tampan dinaungi sinar rembulan. Sepertinya senyumnya tak pernah lelah tersunggingdi bibirnya yang merah menawan. Sejenak mereka terdiam, Samir tampak malu-malu mengawali pembicaraan, Ganis pun begitu. Rembulan tersipu malu melihat muda-mudi yang tengah salah tingkah itu. Angin danau berhembus memainkan kain kerudung Ganis dengan lemah gemulai. 
 ” Kau.............kau mau ikut aku?” Tanya Samir memecah keheningan. Ganis terhenyak sesaat. 
 ” Pergi kemana?” Tanya Ganis penasaran.
 ” Ke Surabaya. Aku besok kembali ke sana, mungkin kau mau ikut aku. Di sana aku mendapat kerja yang mapan sambil meneruskan kuliah. Aku pikir, kau juga bisa mendapat penghasilan yang lumayan di sana dibandingkan dengan menjual kue keliling yang hanya mendapat rasa lelah tanpa ada untung menjanjikan.” Samir menjelaskan panjang lebar. 
 ” Tapi.........ibuku? Bagaimana dengan ibuku? Aku tidak mungkin meninggalkan beliau sendiri di sini. Dan aku pikir menjual kue dapat menghidupi kami sampai saat ini!” Ganis tertunduk lesu.
 ”Ikutlah denganku, maka kau akan mendapatkan yang kau inginkan di sana. Barang tiga atau empat hari saja!” Samir membujuk Ganis.

 Pagi-pagi mereka berangkat, berarak awan putih, bersenandung deruh angin. Di tengah jalan, Samir menghujani Ganis dengan pertanyaan-pertanyaan berat seputar ayahnya. Lidah Ganis lincah berkelit seakan telah terlatih menampik lontaran kata-kata tak terduga. Dan akhirnya mereka dapat meregangkan otot yang lelah setelah berjam-jam terhimpit bersama para penumpang dan pedagang yang lalu lalang mengais rizki di sepanjang gerbong kereta. Ganis mengangkat tasnya sembari menatap sekeliling yang tampak hanya wajah-wajah asing dan dedaunan yang lari terburu-buru diusir angin. 
 ” Nis, kita pergi ke rumahku dulu ya? Setelah itu akan kubawa kau ke tempat lain!”.
” Terserah kau sajalah. Aku tak paham arah disini!”, Ganis terdengar pasrah karena ia pun bingung melihat keramaian kota Surabaya. Sesampainya di rumah Samir, mereka beristirahat beberapa saat, lalu Samir mengajak Ganis ke suatu tempat. Ganis tampak segar sekarang. Di balut baju putih brhias bunga-bunga merah muda, kerudung putih, dan bawahan merah muda polos. Ia menyungging senyum manis. Begitupun Samir, ia tampak teduh dengan balutan baju koko putih bersulam benang coklat keemasan di tepian kerah bajunya yang membuat semburat ketampanannya begitu bercahaya. Mereka berjalan beriringan dan sebuah jarak membatasi keduanya. Ganis sempat melongo sesaat setelah tiba di tempat tujuan. 
” Kenapa kita ke rumah sakit?”, Ganis bertanya polos.
“ Kita akan mengunjungi kerabat dekat ibu disini”, jelas Samir singkat.
Ganis mulai terganggu dengan bau obat-obatan yang terus saja bergantungan di ujung bulu hidungnya. 
” Assalamu’alaikum”, mereka memberi salam serempak.
Ganis melihat sesosok lelaki terbujur lemah, wajahnya pucat pasi, tubuhnya kurus, dan di iringi setumpuk obat terjajar rapi. Lelaki itu tak tampak terlalu tua tapi tubuhnya kering tak bertenaga. Ganis menempelnya pandangannya lekat-lekat pada lelaki itu.
” Kau kenapa, Nak?”, tanya lelaki kurus itu. 
” Ah, tidak apa-apa kok, Pak!”, Ganis segera menampik pertanyaan bapak itu.
Ganis membasahi bibirnya, ia tak begitu nyaman berada disana.
” Pasti kau sedang memikirkan seseorang, apakah kau memikirkan ayahmu?”, Samir berucap tiba-tiba. Sedari tadi ia terus membicarakan ayah Ganis. Mungkin Samir tak tahu bahwa sakit bila mengingat ayah yang telah meninggalkannya sejak kecil. 
” Benarkah itu, Nak?”, tanya bapak itu menyelidik.
” Ya, benar. Aku mengingat betapa ia sangat kejam kepadaku. Mungkin sekarang ia seumuran bapak. Entah ini rasa benci atau rasa sayang, ayah telah aku anggap mati sedari dulu. Dia tak tahu, air mata ibu selalu menetes tiap malam, kami hidup susah mencari nafkah kesana kemari. Sedangkan ia begitu santai melenggang pergi tanpa beban. Aku rindu, tapi aku tak ingin melihat wajahnya yang telah aku lupakan itu barang sedetik saja”. Ganis menghela napas panjang, dahinya berkerut, matanya sembab, dan wajahnya memerah. 
” Aku yakin hatimu sangat menyayanginya, Ganis. Semua yang kau ucapkan hanyalah luapan rasa kesal sesaat”, Samir meredam suasana pilu itu. Ia menerawang jauh ke dalam hati Ganis yang sebenarnya lembut.
” Apakah kau masih membencinya? Walau seandainya dia tergolek lemah seperti aku ini? Apa tak ada maaf untuknya?”, lelaki itu bertanya dengan nada iba.
“ Tidak, tidak ada kata maaf baginya. Lebih dari dua puluh tahun dia meninggalkan aku dan ibu, tak terbesit di benaknya untuk melirik hidup kami sekalipun”.
” Mungkin kamu akan menyesal jika terus menaruh dendam pada seseorang. Maafkanlah dia, Nak!”, bapak itu berbicara seperti memohon.
Tak lama kemudian bapak itu mencoba menggapai lengannya.
” Bisakah kau bantu bapak, Nak? Bapak inginj mengajakmu ke suatu tempat di kota Surabaya ini”, bapak itu meminta dengan iba. 
Awalnya dokter tak mengizinkannya keluar rumah sakit, tapi akhirnya janji itu dia genggam juga di tangan. Mereka pergi ke sebuah tempat yang ramai, kotor, dan agak bau.
” Inilah tempat bapak mengingat keluarga bapak, Nak. Bapak punya janji pada anak bapak untuk membawanya kemari”, jelas bapak itu sembari mengusap air mata yang hampir menetes. 
” Ini pasar apa, Pak?”, tanyanya bernada berat.
” Ini pasar Kerampung , Nak!”.
Sebuah anak panah seakan tertancap pada ulu hatinya. Sontak matanya terbelalak selebar-lebarnya. Terkuak kembali kisah masa lalu yang pahit bersama ayahnya. Sebuah janji yang belum pernah dan tak bisa ia tagih. 
” Inikah yang akan kau perlihatkan padaku ayah? Apa yang akan kau ajarkan disini? Dan kapan janji itu akan kau penuhi?”, Ganis berbicara dalam hati. Air matanya berlomba lompat keluar. Segera ia sisihkan air matanya dan kembali ke rumah sakit.
“ Pak, saya permisi keluar dulu mencari minum. Bapak istirahat sebentar ya!”, pintanya penuh kasih. Gadis itu segera melesat mencari buruannya. Tak beberapa lama ia tiba di kamar bapak tadi. Matanya melihat setiap orang. Pandangannya menyebar ke sekeliling. Mereka semua terisak. Samir mendekat dengan mata bengkak dan wajahnya merah. 
” Maafkan aku, Nis. Aku telah berbohong padamu, tapi percayalah, ini permintaan beliau. Kamu harus sabar. Lihatlah, bapak itu telah memenuhi janjinya pada anaknya. Dia telah meminta maaf pada anaknya. Maka sekarang dia pergi setelah melakukan tujuan akhirnya”.
Ganis merasa sedih tapi ia tak mengerti.
” Baliau ayah kamu, Ganis!”. 
Kata-kata Samir membuat Ganis menoleh penuh kejut. Tanpa berkata apapun, tubuhnya tak berdaya. Air matanya bersenandung duka, hatinya mati rasa, tgubuhnya kaku, langit telah runtuh, tapi ia tak merasakannya. Air mata para malaikat jatuh sederas-desarnya berirama suara petir tanda cambuk Izroil merajam para iblis.
“ Aku mengenal beliau semenjak pindah ke kota. Kata-katanya bagaikan untaian mutiara yang di kalungkan pada lehermu. Beliau selalu melihatmu dari jauh. Belaianmu dengan perantara angin. Masihkah kau membencinya? Janjinya telah di tepati”.
Tak sepatah katapun teruntai. Untuk berkedip pun Ganis tak sanggup. Hanya sesal yang terasa. Ia membayangkan betapa sakit hati ayahnya ketika ia mengatakan tak ada maaf bagi ayah yang sesungguhnya mengagungkan keberadaannya.
” Pesanku padamu, jangan biarkan rasa dendam mendarahdaging di hatimu. Minta dan beriaknlah maaf sebelum semuanya terlambat. Karena jka itu terjadi, maka hanya sesal yang tersisa”.